Banyak orang
berkata menjadi seorang entrepreneur harus SMART, namun jika kita perhatikan
banyak orang yang memiliki banyak gelar tidak berhasil menjalankan bisnisnya.
Jadi SMART seperti apa yang dibutuhkan oleh seorang entrepreneur?
Sebenarnya
pengertian SMART dalam hal ini adalah perpaduan lima kata yang sering
didengungkan oleh para business coach di Inggris dan Amerika. Untuk lebih jelas
mari kita bahas satu persatu :
S : Specific
Dalam
memulai usaha ada baiknya produk yang dihasilkan spesifik. Artinya produk
tersebut memiliki tujuan yang jelas untuk dipasarkan pada pasar yang seperti
apa. Sering sekali pelaku bisnis mencoba mengeluarkan sebuah produk baru yang
sebenarnya tidak diinginkan oleh pasar sehingga yang terjadi adalah para pelaku
tersebut kemudian merugi karena produk tersebut sebenarnya belum dibutuhkan.
Bagi para entrepreneur yang mengeluarkan produk baru ada baiknya anda melakukan
percobaan dengan memberi sampel kepada teman atau kolega anda, ketika anda akan
meluncurkan sebuah produk baru. Langkah ini penting untuk memastikan selera
pasar yang diinginkan.
Saya jadi
teringat seorang pemilik restoran terkemuka di Jakarta, ketika melakukan
langkah ini kepada para konsumennya. Setiap beliau akan meluncurkan produk
baru, beliau memberikan sampel gratis kepada para pengunjung. Tujuannya ya
tentu saja ingin melihat seberapa besar minat konsumen terhadap produk barunya.
Dari respons mereka kemudian pemilik restoran ini membuat produk yang lebih
spesifik lagi, artinya produk yang benar-benar diinginkan pelanggan seperti
apa. Jika rata-rata pelanggan meminta rasa dari produknya lebih manis, maka
sang pemilik restoran akan merubah rasanya menjadi lebih spesifik lagi, tentu
saja menjadi lebih manis lagi.
Kesimpulannya
jika anda ingin produk anda laris manis. Produk anda harus memenuhi spesifikasi
kebutuhan konsumen.
M :
Measurable
Measurable
atau bahasa kitanya Terukur. Dalam memenuhi kebutuhan pasar anda, kita harus
mengukur daya beli mereka terhadap produk yang kita hasilkan. Karena jika anda
tidak mengukur daya beli mereka dan anda salah mengeluarkan diatas harga
psikologis mereka maka yang terjadi adalah pasar tidak akan merespons anda.
Pengalaman ini saya rasakan betul ketika saya mengcreate acara untuk klien
saya. Beliau memasang tarif diatas harga psikologis pasar, padahal beliau
sendirinya belum mempunyai nama besar di kalangan pasar pada saat itu. Alhasil
peserta workshop kami hanya 10 orang saja.
Ini menjadi
sebuah pelajaran berharga untuk kita bersama dalam hal mengukur respons pasar
seperti apa ? Sepintar apapun kita dalam menebak kondisi pasar, kita tidak bisa
tahu dengan persis daya beli pembeli kita untuk membeli produk meskipun mereka sebenarnya
mampu. Karena mampu dalam membeli produk saja tidak cukup. Dibutuhkan sebuah
pendekatan yang intens untuk mengetahui kemauan pembeli untuk membeli produk
yang kita buat.
Jika anda
sudah bisa mengukur daya beli dan kecenderungan mereka melakukan transaksi,
maka anda dapat membuat harga yang tepat, yang sesuai dengan kondisi psikologis
pasar.
A :
Appealing
Appealing
atau menarik. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi keputusan pembeli membeli produk
kita karena adanya suatu ketertarikan baik itu tertarik akan produknya,
tertarik karena brand yang ditawarkan ataupun karena personal brand sang
pemilik bisnis. Dua hal yang membuat tertarik, namun memiliki tingkat perbedaan
yang cukup besar. Untuk lebih jelasnya akan kita bahas satu persatu.
Pembeli tertarik karena produk anda menarik.
Jika para pembeli anda sudah tertarik membeli karena produk anda menarik
maka bersyukurlah. Karena produk yang anda tawarkan adalah sebuah produk yang
sangat unik dan mempunyai nilai tambah yang cukup besar jika dibanding dengan
kompetitor lainnya. Dan tugas anda jika sampai pada level ini adalah menjaga
kualitas produk yang sudah ada, sambil menginovasi produk-produk baru yang akan
keluarkan pada masa berikutnya.
Menginovasi produk adalah sebuah hal yang harus terus menerus dilakukan
agar konsumen kita tidak beralih, karena sedikit saja mereka tahu ada produk
yang lebih maka mereka akan memilih produk lain yang lebih baik atau mungkin
lebih terkenal daripada brand produk anda.
Pembeli tertarik karena brand yang baik.
Butuh waktu yang lama untuk sampai pada tahap ini, karena pada kenyataannya
brand yang baik dan terpercaya adalah brand yang mampu berkomunikasi dengan
baik kepada para pelanggan kita. Jika anda ingin sampai pada tahap ini maka
pertahankan brand produk anda dari segi kualitas selama belasan tahun. Jaga
brand tersebut agar mereka (konsumen anda) menjadi loyal kepada anda. Untuk
membuat mereka semakin loyal kepada anda, tidak ada salahnya anda memberikan
penghargaan kepada mereka, bentuknya bisa berupa voucher atau produk tertentu.
R :
Realistic
Realistic
atau realistis.Artinya sebagai seorang entrepreneur kita harus bisa mengukur
segala kemungkinan yang akan terjadi dalam bisnis kita di masa yang akan
datang. Kebanyakan dari para pebisnis salah memperhitungkan hal ini, sehingga
belum sampai BEP trend pasar sudah berubah.
Mungkin anda
masih ingat betapa jayanya pisang goreng Pontianak, hingga sebagian pemilik
brand pisang goreng Pontianak mencoba memfranchisekan. Memang jika dilihat
sebagai pemegang merek, sang pemilik merek akan mengalami keuntungan yang
pesat. Tetapi apa hal itu terjadi juga kepada orang-orang yang membeli merek
mereka.
Kenyataannya
tidak, karena saya sudah melihat fakta yang terjadi rata-rata dari mereka hanya
buka lima sampai enam bulan. Hal ini terjadi karena pasar sudah jenuh dengan
produk sejenis, walhasil banyak orang-orang yang ikutan hanya menjadi alat
pengeruk keuntungan para pemegang merek.
Inilah
pentingnya bagi anda untuk mengukur seberapa realistis bisnis tersebut, karena
jangan sampai anda sudah banyak melakukan investasi untuk berbisnis tetapi anda
tidak mendapatkan keuntungan apapun dalam bisnis tersebut.
T : Time
Phased
Time Phased
(ada target waktu). Dalam bisnis kita juga harus memperhitungkan target waktu bisnis kita
berjalan dengan sendirinya. Karena tujuan kita berbisnis adalah untuk mencapai
sebuah zona dimana anda tidak perlu terjun tangan langsung menjalankan bisnis
tersebut.
Bisnis baru bisa dikatakan berhasil ketika pemiliknya tidak campur tangan
langsung terhadap bisnisnya. Artinya bisnis dapat bekerja secara sistematis
dengan sebuh control yang kuat dari para staf kita. Jadi jika anda masih turun
tangan langsung anda belum bisa dikatakan berhasil, meski uang yang anda
dapatkan banyak.
Jadi dalam sebuah bisnis sebenarnya kita harus dapat menentukan sebuah
target kapan kita akan bisa mencapai sebuah kondisi ideal dari bisnis kita.
Jenjangnya, terserah anda karena anda yang mengenal seluk beluk bisnis anda
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar